Jumat, 02 Oktober 2020

amarah tersimpan

Sakit.. 
Dan masih sakit. Terasa sampai lebam dadaku hingga kini. 
Kamu adalah wanita terjahat yang aku tau di sepanjang hidup ku. 
Teringat saat kamu di puncak gunung itu, dengan mudah bersembunyi di balik ucapan mu. 
Ah entah lah, terlalu sukar rasanya untuk ku menulis, sebab nyeri yang tersimpan ini belum juga hilang setelah hampir satu tahun berlalu. 
Ingin ku maki dirimu, namun kamu adalah aku. 
Ku harap dengan berjalannya laju luka ini segera hilang dari kenangan. 
Tercatat sudan 398 hari sejak kamu menyakiti aku hingga aku menulis subah catatan ini, masih saja duka yang bersamayam belum juga pudar di telan waktu. 
Masih teramat jelas waktu itu, hingga sekedar meneteskan air mata pun aku tak mampu. 
Marah, kecewa, tentunya. Kamu yang ku kira sudah mampu berkomitmen ternyata... Ya begitu
Yah meskipun alasanmu mudah di Terima akal ku, namun kenapa sakit nya masih terasa hingga kini,? 
Mungkin aku memang bukan laki laki yang baik, atau kamu terlalu baik hingga Tuhan menguji kekuatan hati rapuh ku yang di sepanjang nafasku belum pernah merasakan sakit yang teramat itu. 
Meskipun sudah ku nyatakan memaafkan mu, namun percayalah sekarang pun luka itu masih ada, hanya saja tertutupi oleh senyum dari wajah dekil ini. 
Sayang.. Maaf mungkin aku akan membohongi kamu di seumur hidup ku. 
Percayalah, meskipun aku sangat membenci mu, namun aku juga sangat mencintai kamu. 
Karena kamu adalah satu satu nya yang terukir di hati hingga membuat sedemikian rupanya. 
Gadis api ku. 

Tidak ada komentar:

hati sempit

Sekecil ini kah hati dan perasaan ku?  Sekedar memaafkan mu saja aku masih belum mampu.  Benar kata cak nun "kelak kau akan sadar, bahw...