Untuk apa Tuhan munculkan rasa untukmu?
Untuk ku, untuk apa Tuhan hadapkan aku dengan keadaan yang rentan memarkan hati ku?
Kamu tidak cantik, bukan berarti kamu tidak menarik.
Kamu tidak feminim, bukan lantas pandangku minim.
Jika ku pikir Tuhan itu egois. Pasti.
Jika ku pikir kamu itu manis. Iya.
Jika ku pikir Tuhan itu adil. Tentu.
Jika kup pikir kamu itu jahat. Ya, kamu jahat.
Tindakan mu yang sesederhana itu masih terasa membiru lebam di ujung rasa, tak kunjung pula sembuh dari waktu.
Aku bodoh? Iya.
Kamu jahat? Iya.
Yah seyogyanya wanita jahat hanya untuk laki laki bodoh.
Sudah pasti aku pun jahat. Dan kamu bodoh.
Sekali kamu sakiti aku, sampai mati luka itu abadi. Itu tanda kamu bodoh.
Sudah tau bakal tersakiti, lagi lagi dan lagi mustinya aku memaafkan mu dan menghilangkan semua harapan ku, tapi aku terlalu jahat.
Dewasa kini, aku masih tak tahu harus ku apakan sesak di dada ini yang kadang kambuh tak tentu waktu.
Sayang maaf ya. Mungkin aku akan berpura pura baik baik saja untuk waktu yang amat lama.
Harapanku semoga Tuhan menutupi kekecewaanku dengan wajah tersenyum.
Dan semoga Tuhan memberikan obat bagi hati yang sedang merintih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar